Melihat Malang Bertabur Bunga di Festival Kendaraan Hias

Agustus 26, 2018 30 Comments
Minggu pagi cerah. Matahari belum terik benar saat saya melangkah menuju meja registrasi. Setelah mencantumkan nama dan tanda tangan, sebuah tas biru berpindah ke tangan saya. Hehe ..lumayan berat entah belum tahu apa isinya. Bergegas saya menuju panggung di seberang Kantor Balai Kota Malang. Ramai sekali, banyak penonton berjejer disepanjang jalan. Ada acara apa yaa, pengen tahu kan kalian ?
Panggung Kehormatan  (dok.pribadi)

Sssttt...saya bisikin yaa, lagi ada acara Festival Kendaraan Hias. Iringan kendaraan berhias banyak banget lho. Mobil-mobil cantik itu lagi parkir di timur balai kota.  Warna bebungaan yang menutupi body kendaraan pun tampak ngejreng tertimpa sinar mentari. Wuihh.. Malang sungguh semarak hari itu (19/8).

Mobil Hias berhias Tugu Malang (dok.pribadi)

Balai Kota Malang juga tampak meriah. Ada 2 panggung yang saling berhadapan. Panggung yang persis berada didepan lobi balai kota adalah panggung kehormatan. Nah Pak Sutiadji selaku  Plt Walikota Malang hadir beserta pejabat di lingkungan Pemkot Malang. Sedangkan panggung disebrangnya adalah panggung untuk undangan. Bersyukur banget saya bisa numpang duduk untuk melihat langsung gelaran Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Malang ini. Hehe..saya jadi nggak capek berdiri dan nggak kepanasan. Matur nuwun nggih Pak Agung H Buana. Bapak Kasi Promo Pariwisata Disbudpar Malang ini memberi saya undangan yang ditandatandatangani langsung Pak Walikota.

Festival Dibuka oleh Bapak Plt Walikota Malang

Mobil hias berjejer rapi di timur panggung kehormatan. Tampak panitia ber-uniform warna ungu sibuk menyiapkan acara. Tak berapa lama acara dimulai. Rangkaian seremonial pun bergulir. Tiba saatnya Bapak Walikota Malang terpilih Drs.H.Sutiaji membuka acara. Dalam sambutannya, pak walikota berharap, event tahunan Festival Kendaraan Hias ini bisa menjadi daya tarik pengunjung untuk berwisata ke Malang.
Dok. Pribadi

Senada dengan Pak Walikota, Kepala Dinas Budpar Malang Ida Ayu Made Wahyuni, SH,MSi pun mengatakan bahwa event ini memungkinkan wisatawan, baik domestik maupun asing untuk datang ke Malang. (Wah semoga tambah banyak yang berdatangan ke Malang. Saya sih siap aja woro-woro tentang acara apik ini ke khalayak. Biar Malang tambah kece dan dikenal banyak orang di Indonesia. Siap grakk selalu, tapi ya gitu bisanya cuma nulis-nulis aja nggih bu..hehe..)

Ada Drama Musik Kolosal Awali Festival

Sebelum ratusan mobil hias itu memamerkan kemolekannya, acara diawali dengan suguhan penuh heroik. Adalah gelora juang arek-arek Malang jaman dulu yang dipimpin oleh Mayor Hamid Rusdi. Mereka dengan gigih berjuang melawan penjajah Belanda. Seru banget lho. Ada adegan dimana arek Malang bergelimpangan karena diserang penjajah. Drama musik kolosal itu dimainkan oleh SMK Kesehatan. Ada juga seruan Mayor Hamid Rusdi untuk menggunakan boso walikan. Ini dimaksudkan agar musuh tidak mengetahui pesan yang tengah disampaikan. Hingga sekarangpun boso walikan masih kerap dipakai untuk bahasa sehari-hati. Misalnya nakam yang berarti makan, kadit itreng (tidak ngerti) dll. Tapi yang nggak biasa pakai bahasa walikan ya lumayan runyam. Seperti ayas, eh teryata bisa juga dikit-dikit. Wkkwkk...
Adegan Hamud Rusdi dalam Gelora Arek Malang (dok.pribadi)

Saya dan juga penonton lainnya menikmati sajian kolosal dengan mata tak berkedip. Usai drama disusul penampilan marching band SMP Muhamadiyah 2 dan MTS 1Malang. Lagu-lagu perjuangan  yang dibawakan cukup membuat penonton tersihir. Dengan lagu Indonesia Raya membuat semangat para penonton menyeruak. Berturut-turut tampil Kelompok Kesenian Rakyat Bantengan, Sepeda Kayu dan Harley Davidson.
Marching Band (dok.pribadi)

Bagi-bagi Produk Peserta Festival

Selain bisa menonton festival yang semarak, beberapa penonton dapat rejeki lho. Sebut saja Pak Brian yang datang mewakili komunitas Batu Local Guide. Beliau dapat kripik tempe gratis yang dibagikan oleh peserta festival dari Kampung Sanan yakni Kripik Tempe. Ada yang membagikan produk sambal Apel dan Melon. Juga Salak dari kampung Kalas Kacuk. Wuiihhh rejeki yaa...tapi saya cuma dapat incip-incip kripik tempe saja. Hehe..
Undangan antusian (dok.pri)

Iring-iringam kendaraan hias berjalan tertib. Ini menurut saya, karena warga Malang cukup disiplin mengikuti aturan dari panitia. Garis batas antara penonton dan peserta juga gak dilanggar. Jadi saya sangat menikmati acara festival yang rutin diadakan setahun sekali ini. Di kota teman-teman lain bagaimana?

Oya untuk rute festival gak terlalu jauh kurang lebih 3 km. Start nya ya di depan balai kota melewati jalan Karuhipan, jalan Semeru dan berakhir di jalan Ijen. Tepatnya dipojok kantor Perpustakaan Kota Malang.
Mas Slamet ikut narsis 

Sedangkan peserta festival lumayan banyak. Ada 125 buah mobil hias dan 50 kelompok sepeda hias. Hampir semua BUMN, BUMD, OPD serta komunitas dan stakeholder pariwisata di Malang ikut menjadi peserta. Bayangkan segitu banyak iringan mobil hias tentu saja membuat sedikit apa banyak kemacetan ya? Yang jelas rute yang dilewati sempat menarik perhatian pengguna jalan lainnya. Ya iyalah, wong event ini tidak tiap hari ada.  Jadi kesempatan dong melihat dan menikmati mobil-mobil yang tampil cantik. Yang pasti harum karena berhias bunga-bunga aneka warna.

Dok.pri
Saya bersama komunitas BLG, MLG, WMR dan Xplore Malang turut hadir menyaksikan festival (dok.pri)

Pemenang Festival Kendaraan Hias

Acara festival yang dimulai pukul 9 berakhir sore hari. Para pemenangpun diumumkan. Berharap mobil hias dari kelurahan saya yakni Polehan menjadi pemenang. Ehh ternyata pas keluar pengumuman Polehan belum beruntung. Wahhh bisa ditingkatkan lagi kreasi mobil hiasnya tahun depan ya. Juga buat peserta lain.

Menurut saya sih juri pasti bingung memilih siapa pemenang dari 3 kategori. Semua mobil hiasnya bagus-bagud. Lah namanya festival jadi kudu ada pemenangnya bukan? Berikut nih para pemenang Festival Kendaraan Hias 2018. Untuk kategori BUMN, BUMD, OPD  dan stakeholder pariwisata juara 1 diraih oleh PDAM menyusul Bank Jatim dan Dispora. Sedangkan kategori kelurahan, komunitas dan masyarakat juara 1 dimenangkan kelurahan Kasin, juara 2 kelurahan Merjosari dan juara 3 kelurahan Dinoyo. Kategori sepeda pancal hias pemenangnya adalah SMPN 24, SMK Pajnaparamita dan juara 3 Gabungan SMP 18/4/13.
Dok.pri
Mobil hias Dispora, salah satu pemenang (dok.pri)
Ikut narsis dengan peserta festival (taken by Slamet Hariadi)

Selamat yaa buat para pemenang. Semoga bisa jadi pemenang di festival tahun depan. Sekali lagi selamat. Saya terkesan melihat Festival  yang woww ... Malang betul-betul hari itu bertabur bunga!





Oleh-oleh Cerita Tentang ICD di Kota Malang

Agustus 13, 2018 17 Comments

Gelaran Indonesia Community Day (ICD) telah usai. Ada oleh-oleh pribadi khusus untuk saya sendiri. Yakni lebih mengenal dan bisa tahu banyak tentang kegiatan komunitas lainnya. Acara ICD tahun ini adalah tahun kedua. Sebelumnya diadakan di Jogja tahun 2017.
Pintu gerbang ICD 2018

Menapak kaki di Taman Krida Budaya Malang, tempat ICD berlangsung, serasa masuk di suatu gerbang kerajaan. Ada 2 patung besar menyambut di pintu masuk. Bertangga dan arsitekturnya mirip-mirip dengan kerajaan jaman dulu. Ada latar cukup luas dan disisi utara ada panggung. Di sebelah selatan ada stand panitia bertulis Kompasiana.
Pintu masuk menuju pendopo

Sebagai bangunan utama ada pendopo yang luas tanpa sekat. Disanalah tempat digelarnya ICD 2018. Sekitar 25 komunitas turut berpartisipasi dan memunculkan ciri khas dari masing-masing komunitas. Rasa ingin tahu saya yang besar, hingga tak membuang waktu untuk menclok dari satu booth ke booth lainnya.

Bermula dari booth no 1 yakni booth komunitas yang saya ikuti. Booth Bolang atau blogger Kompasiana Malang. Kali ini mengambil tema tentang tradisi suku Tengger dan kesenian Malang. Adalah Mbah Ukik yang sibuk mendesain booth agar menarik pengunjung ICD. Terbesitlah ide memunculkan masyarakat suku Tengger dan kearifan lokal budayanya. Suku Tengger yang hidup di Bromo beserta pernik-pernik dipamerkannya. Diantaranya sesembahan berupa dupa dan sesajen untuk prosesi berdoa. Juga ada wayang dan Topeng Malangan serta lukisan Suku Tengger yang dipamerkan di dinding.
Booth Bolang

Bolang sebagai komunitas penulis pada acara tersebut juga memberi kesempatan kepada pengunjung untuk bergabung. Saya dan mas Ikrom bertugas untuk membantu teman-teman membuka akun kompasiana. Waahhh ternyata responnya luar biasa lho. Hampir 100 orang pengunjung berminat gabung. Semakin rame deh nantinya Bolang kedepan. Demikian harapan Pak Yunus saat meeting di Ayam Bawang Cak Per beberapa hari sebelum ICD berlangsung.

Mengenal Berbagai Komunitas

Rasanya seneng banget bisa berkenalan dengan personil komunitas lain. Taruhlah komunitas Reenactor. Kerennn. Komunitas ini berkutat dengan sejarah. Bincang-bincang sedikit sih kemarin. Dengan kostum jaman tahun 1945 an, jaman perang gitu dengan senjata-senjata ditangan. Tentu saja bukan senjata beneran, mereka meragakan peristiwa-peristiwa jaman perjuangan. Apalagi sekarang bulan Agustus yang identik dengan Indepence day Indonesia, jadi kerasa banget soul nya di booth Reenactor. Hehe..

Booth Reenactor

Di booth Jendela lain lagi. Komunitas ini lebih care ke anak-anak untuk menumbuhkan minat baca buku. Setumpukan buku didisplay dan boleh dibaca ditempat. Saya yang muter bareng 2 putri saya pastilah tak membuang kesempatan ini. Saya kenalkan kepada penjaga booth untuk bertanya tentang kegiatan-kegiatan komunitas Jendela. Nilai positif untuk anak-anak saya, mereka lebih pede saat bertemu dengan oramg yang baru dikenalnya. Istilahnya sekarang belajar bersosialisasi dengan orang yang baru dikenalnya.

Beralih ke Kominitas Malang Cat Lovers. Di booth ini tentu saja ada kucing-kucing lucu. Ada Kucing Persia yang gak punya hidung. Ada yang gede hingga bobotnya 10 kg juga ada kucing Mesir yang gak berbulu. Secara kami suka kucing, tentu saja gemes dengan penampilan kucing-kucing itu. Ada tempat narsisnya juga., wahhh langsung bergaya deh dengan menggendong kucing-kucing yang imut itu.
Booth Malang Cat Lovers

Bergeser ke booth Batu Local Guides (BLG). Komunitas ini intens memberi infomasi tentang apa saja yang berkenaan dengan tempat wisata, kuliner, perkantoran dll. Karena saya juga salah satu membernya, jadi kudu mendukung program kegiatannya. Menurut ketua BLG Bambang Afriyanto, komunitasnya berkontribusi menata informasi dan memetakan dunia digital. Bergerak melalui ulasan, video, serta foto agar sebuah tempat menjadi lebih dikenal. Misalnya mereview tempat kuliner agar lebih dikenal masyarakat. Kadang memberi titik ordinat suatu tempat agar bisa diketahui tempat yang dicari dari Google map. Geowalk salah satu kegiatan yang sering digelar yakni mencari tempat yang belum terdeteksi untuk kemudian diberi titik ordinat yang tepat dan dishare ke khalayak.
Booth Batu Local Guides

ICD Dibuka Resmi Oleh Wagub Jatim

Selain booth yang saya sebut masih banyak yang lainnya. Seperti komunitas Ladiesiana, Rumpies The Club, Rotari, JNE, BRI, Ngalam.com, Akar Tuli dll. Oya  acara ICD ini dibuka tgl 5 Agustus lalu oleh  Wagub terpilih Jatim Emil Dardak. Dalam sambutannya Emil Dardak berharap ICD bisa menjadi wadah komunitas untuk berkolaborasi dan menjadi sarana bergerak serta berbuat lebih baik untuk masyarakat.
Wagub terpilihb Jatim saat berkunjung ke booth Bolang

Indonesia Community Day 2018 ini menyajikan ragam aktivitas lho. Mempertemukan banyak komunitas dengan content creator dan tokoh-tokoh ternama dalam banyak bidang. Ada workshop, sharing, diskusi, kuliner, hiburan musik, stand up comedy dll. Di akhir acara diumumkan tentang komunitas yang terpilih sebagai The Best Inspiring Community adalah komunitas Akar Tuli. Ada juga The Best Kompasiana Community diraih oleh K-Jog (Kompasianer Jogjakarta.

Sebelumnya ada pemotongan tumpeng pertanda diluncurkan program COMMA (Community Affiliation) oleh Nurrulloh selaku Chief Operating Officer (COO) Kompasiana, Jakarta. Dimana program COMMA ini, Kompasiana menjadi pihak yang menghubungkan antara komunitas dengan pihak ketiga untuk turut mensukseskan program-program terpilih dari komunitas yang ada di Indonesia.
Hiburan musik 

Saya dan banyak teman menunggu hingga acara diujung, setelah diselingi hiburan musik dari NDX AKA. Apa tuh? Ya tentu saja pengumuman pemenang lomba nyetatus di Instagram dan Twiter. Alhamdulillah nama saya salah satu yang beruntung menjadi pemenang ngetwit. Acara ICD ini ditutup setelah penampilan grup musik dari Jogja yang mampu membuat malam ICD semakin meriah. Di acara ICD saya mendapat info menarik, teman baru dan juga kesan positif di hati. Semoga tahun depan bisa hadir dan sampai jumpa di ICD mendatang...






Coban Siuk dan Coban Sisir yang Menyihir

Agustus 09, 2018 30 Comments
Pemirsah ketemu lagi ya..Ingat gak  niatan saya habis dari Coban Giwan mau lanjut ke coban apa? Yuup betul.. mau ke Coban Siuk dan Sisir. Nah saat akan melanjutkan perjalanan matahari agak beringsut ke barat. Saya dan 2 sahabat Explore Wisata Malang ( Mas Anugrah dan Mas Feri) sepakat tak menunda perjalanan. Coban Giwan yang  aduhai masih tetap membayangi langkah saya yang agak berat. Hehe.. maklum dengkul ini kalau ibarat mesin, harus diolesi oli lagi agar lebih oke. Tapi berhubung bukan mesin jadi dinikmati saja apa yang terasa. Toh nanti akan hilang begitu saya melihat coban berikutnya.
Yesss...!!!

Berkendara roda 2 sekitar 10 menit dari base camp, kami bertiga tiba disebuah gerbang. Tertulis, Selamat Datang di Coban Siuk. Kata mas Anugerah Tri dari gerbang ke lokasi Coban tak begitu jauh. Melihat kondisi jalan menuju Coban Siuk berbatu, saya mencoba berdamai dengan diri sendiri. Rasanya kurang bijak kalau memaksakan diri untuk membonceng. Jadilah saya meniti jalan "makadam" yang tak datar alias agak nanjak, sendiri. Ya sendirian. Karena mas Anugrah dan mas Feri tetap berkendara ke atas.

Bisa dibayangkan, langkah berat sisa-sisa Coban Giwan masih terasa. Dan kini harus melangkah lagi. Demi memenuhi hasrat melihat Coban Siuk, semangat 45 kuluncurkan. Sebenarnya memang tak jauh, jalanpun hanya butuh waktu, tak lebih 15 menit dari gerbang.

Dua Coban yang Menyihirku

Ada rasa yang tersedot saat tatap saya terfokus pada satu titik air. Seperti tak berjarak titik air itu persis tepat di atas kepalaku. Tingginya kurang lebih 90 meter dari tanah yang kupijak. Sambil terus mendongakkan kepala, saya bersyukur. Percikan air nya begitu adem menembus kulit saya.

Coban yang tinggi dan terlihat gagah itu ada dipelupuk mataku. Subhanallah. Coban Siuk namanya. Menurut penjaga loket Rib'an, nama Siuk berasal dari nama pemilik lahan sekitar coban yang dulunya ditanami kopi. Kebun kopi tersebut memenuhi hampir seluruh lokasi dekat coban. Kala itu rimbun dan tentu saja subur. Beberapa tahun kemudian entah karena apa, lahan disekitarnya gundul. Akhirnya oleh pihak terkait diadakan reboisasi dengan menanam pohon pinus.

Coban Siuk mulai dibuka sebagai tempat wisata sekitar tahun 2015. Namun hingga kini pengunjungnya masih kisaran 30 org di hari minggu . Sedangkan di hari biasa hanya ada beberapa orang saja yang menyambangi. Seperti saat saya datang terlihat 5-7 orang saja. Padahal coban Siuk indah dan untuk menuju ke lokasi dekat dengan parkiran. Cukup mudah dan tak sulit.

Aliran coban Siuk mengalir membentuk sungai dengan air terjun mini yang bertingkat-tingkat. Percikan air dan gemericiknya membuat irama alam yang mendamaikan hati. Sayapun tak melewatkan untuk mengabadikan the natural painting sekitar coban Siuk.

Tak jauh dari Siuk ada juga coban Sisir. Kedua coban tersebut seperti menyihirku. Terlihat cucuran airnya rapi bak sisir. Konon karena mirip sisir sehingga coban yang tingginya tak lebih dr 10 m itu dinamakan coban Sisir. Itu yang saya dengar dari cerita yang berkembang. Meski tak tinggi tapi coban Sisir bersih bisa untuk mandi. Karena tempat jatuhnya air coban dangkal sehingga aman untuk pengunjung yang ingin menikmati mandi air coban. Yang pasti airnya super dingin yaa...

Sehari bisa merapat di 3 coban itu bagi saya adalah sesuatu banget. Rasanya berucap tak berkesudahan untuk segala nikmat yang dilimpahkanNya. Adalah alam ciptaan Allah yang mampu memberi kita banyak pelajaran. Saat bercengkerama dengan alam, mengajarkan pada saya arti kesabaran, perjuangan dan rasa syukur. Untuk sehatku dan semua yang Kau beri, terima kasih ya Allah...!!!

25/07/18

Memburu Coban Giwan yang Eksotis

Agustus 08, 2018 48 Comments

Membayangkan bercengkerama dengan alam sungguh sangat mengasikkan. Melihat hijau dedaunan di hutan yang lebat, menyusuri sungai yang berair bening, nanjak tanah bergunung ataupun mendengar cericit burung di hutan lepas. Saya selalu membayang kan dengan semangat tinggi. Dan beruntung, keinginan hati bertaut dengan nyata.

Adalah ajakan seorang anggota A2H3 yang  juga anggota Xplore Wisata Malang, saya mencoba mengikuti langkah mereka ke suatu coban (air terjun).  Lokasinya sangat nyempil dengan treking yang cukup terjal . Coban tersebut adalah coban Giwan tepatnya masuk wilayah desa Taji, Jabung, Kab Malang.

Saya hanya bisa berguman: luar biasa. Disuatu titik nun di bawah lembah dan sungai terselip kebesaran ciptaanNya. Betapa tidak, untuk menuju ke Coban yang masih "perawan" itu kudu menyusuri kebun-kebun warga. Menyibak semak belukar termasuk meniti jalan bukan setapak. Melainkan jalan ditengah kebun singkong yang banyak ditanam oleh warga setempat.
Menyusuri kebun warga

Naik Turun Lembah : Amazing

Selain pak Soepeno warga desa Taji yang memandu kami, juga ada ibu Rami Harry yang sangat mengenal medan coban yang ada di Malang Raya. Saat kami melenggang menuruni jalan tanah 15 menit dari base camp (rumah Pak Soepeno), ada info untuk menghentikan langkah. Kami dapat masukan kalau Coban Giwan yang akan kami tuju masih jarang dijamah orang. Hingga kami diberi "sangu" berupa sejumput garam.

Kembali meneruskan perjalanan, kurang lebih 30 orang beriringan. Melewati kebun dengan kemiringan tanah sekitar 50 derajat. Melintasi hutan dengan pepohonan rimbun pun kondisi tanah yang tak datar. Menyebrang sungai yang membelah hutan dengan bebatuan alami. Gemericik air sungai yang bening mempesona penglihatan pastinya. Hmm... betapa kita manusia tak berkuatan apa-apa jika dibanding dengan kekuatanNya mencipta.

Sejogjanya memang perlu bersyukur atas semua karuniaNya. Mendapati fisik kita yang sempurna untuk menikmati kesempurnaan alam. Caranya?  Ya dengan membaurkan diri pada alam. Satu hal yang bisa dipetik dari kegiatan ini, selain mengenal teman-teman seperjalanan juga menambah takjub diri bahwa di bagian bumi lain ada ciptaanNya yang amazing.

Melewati Tanjakan Nyaris Tegak Lurus

Usai menyebrang sungai kecil kami masih terus berjalan. Tampilan alam yang menghijau pastinya membuat saya dan teman-teman semangat untuk segera tiba di Coban Giwan. Estimasi waktu kurang lebih sekitar 60 menit tiba dilokasi nampaknya bakal molor. Tentu saja kami tak melulu berjalan dan yang pasti mengabadikan perjalanan kami.

Tiba disuatu titik, saya dan teman-teman harus lebih konsetrasi. Dibalik rerimbunan pepohonan hutan suara guyuran air terjun terdengar. Tentu bahagia bakal melihat coban yang jadi tujuan. Ahhh rupanya kami harus lebih berjuang lagi dan bersabar. Ternyata untuk turun ke sungai harus melewati tanah dengan kemiringan hampir 90 derajat. Wooww...
Berbekal tali kamipun turun menuju anak sungai dengan bebatuan besar. Sudah didepan matakah cobannnya? Ternyata belum terlihat juga. Kami harus menyusuri sungai dengan air yang menggigit kulit. Beberapa kali saya terpeleset dan basah pastinya. Namun itu adalah bagian dari perjalanan yang menarik. Hehe...

Menyusuri sungai kurang lebih 10 menit akhirnya kami melihat coban Giwan. Air terjun yang tercurah tak terlalu tinggi kurang lebih 10 meter. Tapi debit airnya kencang dan besar. Disisi kanan ada bebatuan tinggi yang menghias kokoh. Melihat itu segala peluh dan rasa lelahpun menguap. Bermain air dan bernarsis menjadi agenda kami selanjutnya.

Coban Giwan yang aduhai akhirnya masuk dalam catatan harian saya. Sebagai coban dengan treking yang lumayan menguras tenaga untuk menuju kesana. Menurut info banyak coban ada disekitar desa Taji. Desa ini terletak di dataran tinggi berjarak kurang lebih 25 km arah timur kota Malang. Secara administratif masuk wilayah kecamatan Jabung Kabupaten Malang.

Konon kabarnya ada puluhan  coban yang  sembunyi di balik bukit di wilayah tersebut. Hari itu usai menilik coban Giwan, langkah saya ditemani 2 sahabat dari Xplore Wisata Malang menjejak Coban Siuk dan Coban Sisir.  Ikuti ceritanya yaa....to be continue...

25/07/18

Ayam Bawang Cak Per yang Selalu Terbayang

Agustus 08, 2018 45 Comments
Berkuliner ria di Malang, sungguh menyenangkan. Banyak tempat dan menu yang membuat selera tergoda. Bukan itu saja, yang pasti selain menunya nikmat, di kantongpun tak membuat cekak. Salah satu dari sekian banyak tempat makan yang asik yakni Ayam Bawang Cak Per. Di Malang ada 6 cabang yang tersebar ditempat-tempat strategis. Sedang dua lainnya ada di Kota Sidoarjo.
Ayam Bawang Cak Per


Berkembang Karena Konsep Prasmanan

Saya dan rekan-rekan Bolang (Blogger Kompasiana Malang) beberapa waktu yang lalu menyambangi atas undangan owner Ayam Bawang Cak Per. Adalah dua orang sahabat yang sama-sama memiliki nama yang sama yakni Ferri Angga Irawan dan Ferri Hadi Susanto. Keduanya meski berlatar belakang ilmu yang beda tapi menjadi kekuatan untuk membidani sebuah usaha kuliner bernama Ayam Bawang Cak Per.
Berawal dari sebuah ruko yang menjadi kantor statistik milik Ferri Angga di jalan Kertoraharjo no 88 Malang. Kemudian muncul ide keduanya untuk membuka usaha kuliner. Tak memakan waktu lama akhirnya pada 28 April 2016 gerai Ayam Bawang Cak Per pertama beroperasi.

Bolang disambut ramah Aziz

Mengusung konsep prasmanan dengan self service, Ayam Bawang Cak Per membidik mahasiswa-mahasiswa yang banyak disekitar kampus. Lokasinya memang terbilang strategis karena dikelilingi kampu-kampus bonafide antara lain Kampus Uinversitas Brawijaya, Univetsitas Negeri Malang, ITN dll. Untuk mahasiswa sudah jadi rahasia umum, ingin harga murah namun  mendapat takaran porsi yang banyak. Dengan menu kisaran rp 8000 - rp 15.000 Ayam Bawang Cak Per laris manis.

Empat bulan berselang cabang kedua pun dibuka di daerah Sumbersari tepatnya Oktober 2016.  Begitulah perkembangan usaha Ayam Bawang Cak Per ternyata terus menggelembung. Pada Desember tahun yang sama cabang baru pun dibuka lagi di Jalan Soekarno Hatta. Hingga cabang-cabang lainnya termasuk yang berlokasi di jalan Arief Margono Kasin Malang.

Nah saya dan teman-teman Bolang berkesempatan mencicip menu yang ada di cabang tengah kota. Tempatnya gak jauh dari alun-alun Malang. Dengan cat tembok warna orange menyala, cabang berlantai 2 itupun banyak dikunjungi pelanggan. Didampingi Manager Marketing M. Zainun Aziz, kami mengobrol santai sembari menikmati hidangan menu Ayam Cak Per ini.

Menurut Aziz demikian disapa, Ayam Bawang Cak Per yang dikelolanya mulanya menyasar konsumen mahasiswa. Namun dalam perjalanannya ternyata cabang yang dibuka Desember 2017 ini malah bisa menggaet pangsa pasar yang lebih jamak. Dari mahasiswa, karyawan juga anak-anak sekolah banyak yang mampir. " Cabang Kasin omsetnya no 2 setelah cabang Soehat," ucapnya sedikit bangga mengingat cabang ini baru beroperasi 7 bulan.

Wah sukses ya Ayam Bawang Cak Per. Dalam kurun waktu 2 tahun bisa berkembang menjadi 8 cabang. Menunya apa saja yaa kok bisa demikian dahsyat? Aziz membeberkan macam-macam menunya. Menurut pria kelahiran 1994 ini, kuncinya di konsep usaha yang mengena sasaran disamping rasa menu-menunya.
Etalase menu Ayam Bawang Cak Per


Di Ayam Bawang Cak Per pembeli melayani sendiri. Prngunjung mengambil nasi sesuai porsinya dan memilih sayur yang tak masuk harga alias gratis. Saat kami self service ada macam-macam sayur seperti cah kangkung, cah taoge, terong balado dan masih banyak yang lainnya. Sedangkan untuk lauknya bisa memilih di etalase panjang. Ada ayam goreng, ayam panggang, ayam bakar, ayam teriyaki, lele krispi juga ikan patin. Wooww lengkap sekali menunya. Sedangkan untuk sambelnya tergantung selera pelanggan. Sementara untuk minuman tersedia Jeruk hangat dan es Jeruk, Es Teh, Kopi, Juice dll...

Sayapun bebas memilih dan mengambil sambal menu sesuai selera. Terlihat 7 macam sambal yang berjejer. Duh jadi bingung nih mau milih yang mana? Saya pilih yang manaa, kamu pilih yang manaaa....Hehe jadinya kayak syair lagu bergenre dangdut, entah siapa penyanyinya.

Menu Beragam Lauk dan Varian Sambal

Ada tujuh varian sambal yang ada di Cak Per. Semua sambal  menggoda hati  antara lain sambal bawang, sambal korek, tomat, teri, ebi, campur dan merah. Siang itu saya mencoba sambal merah dipadu cah kangkung, tempe dan ayam bakar. Hmm sungguh nikmat dan tentu saja murah meriah. Menu yang saya nikmati tak lebih berharga rp 15.000. Wooww betul-betul menu yang menggiurkan...hehe...
Menu Ayam bakar Cak Per

Oya... gerai Ayam Bawang Cak Per di Kasin ini untuk lantai bawah ada bangku berjejer rapi plus tempat mengambil menu. Sedangkan lantai 2 khusus lesehan saja dengan dinding bernuansa warna segar yang cocok untuk berselfi. Selain itu ada fasilitas lainnya lho. Kalau misal kita pas makan tepat disaat waktu sholat tak usah kuatir. Di Ayam Cak Per Kasin ada mushola juga toilet. Pokoknya para pelanggan dibuat se-nyaman mungkin menikmati menu sambil kongkow bareng sahabat atau keluarga.

Tempatnya yang luas memungkinkan gerai di Kasin ini untuk tempat reuni, arisan atau acara komunitas. Ada wifi juga parkir yang luas. Buat pelanggan di beberapa cabang buka hingga 24 jam. Luar biasa yaa komitmen usahanya. Tentu saja jam operasionalnya dibagi 3 shif dengan karyawan keseluruhan cabang kurang lebih 100 orang. " Buka 24 jam khusus cabang Kasin, Soehat dan Sidoarjo," kata Aziz.
Lantai 2 yang cukup luas

Dengan mengedepankan pelayanan yang maksimal, Aziz berharap gerai yang dipimpinnya khususnya, dan gerai lainnya bisa memenuhi keinginan pelanggan. Tampaknya tak berlebihan harapan Aziz.  Demikian pula saat menyambut kami, keramahan sangat nampak saat menyambut kami. Semoga sukses dan lancar terus yaa...Saya pun terbayang dengan Ayam Bawang Cak Per yang belum  sempat saya cicipi...

Bagaimana, kalian ingin mencicipi juga kan? Yukkk kapan-kapan kita kongkow bareng di Ayam Bawang Cak Per yang selalu terbayang...



Hokben Soehat Malang Hadir Lebih Fresh

Agustus 07, 2018 34 Comments

Hari gini, siapa yang gak kenal Hokben? Mulai anak kecil, remaja hingga orang tua  tak asing dengan Hokben atau Hoka Hoka Bento. Sabtu lalu tepatnya 4 Agustus 2018, saya dan teman-teman blogger berkesempatan hadir di gerai terbarunya. Gerai kedua ini hadir di jalan Soekarno Hatta Malang.


Lokasinya yang strategis membuat saya tak sulit untuk menemukan lokasi Hokben ini. Saya disambut oleh keramahan karyawan Hokben. Ternyata didalam sudah ramai dan hampir semua kursi penuh oleh blogger-blogger yang diundang. Pastinya ketemu sama sesama blogger ya cipika cipiki. Seneng gitu. Hehe...

Acara yang sedianya pukul 09.30 WIB sedikit molor karena menunggu beberapa teman yang belum hadir. Sambil menunggu terhidang cemilan sehat. Pastinya sembari ngobrol ekor mata saya menyapu ruangan yang bersih. Meski gerai Hokben tak terlalu luas namun penataan interiornya rapi. Beberapa foto produk berpigura nampak di dinding gerai. Tepat pukul 10.00 acara ramah tamah dengan pihak Hokben dimulai. Hadir ditengah kami ibu Irma Wulansari (Divisi Komunikasi) Hokben Grup Jakarta bersama Bapak Agus Prasetyo Purnomo selaku Store Manager Hokben Soehat Malang.


Hokben dan Sejarah Panjangnya

Hokben hebat lho...kenapa? Ternyata kehadirannya sudah 33 tahun memenuhi tuntutan makanan sehat di Indonesia. Dibawah payung PT Eka Bogainti Hokben hadir pertama kali di Indonesia, tepatnya di Kebon Kacang Jakarta pada 18 April 1985. Lima tahun kemudian pembukaan gerai di Bandung. Begitu antusiasnya warga Jawa Barat hingga kini ada 25 gerai yang tersebar di bumi Mojang Priangan itu. Gerai Hokben yang terbaru di Transmart Cirebon.

Demikian pesatnya perkembangan Hokben hingga merambah ke Surabaya pada tahun 2005. Karena menjadi makanan pilihan hingga ada 11 store yang tersebar di Surabaya dan Malang. Wah saya sebagai warga Malang pastinya tidak perlu ke kota tetangga (baca: Surabaya) untuk bisa menikmati Hokben. Cuz aja di 2 gerai yang ada di Malang, MOG atau Soehat.

Tampaknya Hokben juga mengikuti perkembangan dunia teknologi informasi. Buktinya untuk lebih memudahkan pelanggannya bertransaksi diluncurkanlah call center dan Hokben Delivery. Wahhh pelanggan serasa dimanja yaa. Menurut Ibu Irma, semua yang terbaik bakal diberikan untuk pelanggan setia Hokben. "Tahun 2007 kami memudahkan pelanggan dengan Hokben Delivery, jadi cukup hubungi 1500 505," ujar perempuan cantik berambut pirang ini.

Tak hanya sampai disitu saja -- demi memuaskan Hokben mania -- pihak Hokben membuat gebrakan lagi. Hehe...bukan nggebrak meja yaa, tapi bener-bener memenuhi keinginan pelanggan. Setahun setelah peluncuran call center menyusul website Hokben dengan fasilitas pesan online. Hokben pintar yaa membaca kebutuhan pencinta Hokben. Nah di tahun itu juga (2008) paket Kidzu Bento untuk anak-anak diperkenalkan. Wooww menu-menu Hokben semakin mantap yaa...buat semua usia disasar. Luar biasaa...

Semakin Yakin dan Tak KuatIr, Hokben Halal Lho...

Hoka Hoka Bento identik dengan makanan atau kuliner dari Jepang. Dengan penyajian ber-sumpit dan ciri khas irisan halus sayuran mentah bermayones. Wuihh menggiurkan yaa...Apalagi ditambah dengan aneka menu dari beef, chicken ataupun udang plus soup hangat segar. Siang itu saya dan teman blogger pun menyantap menu yang ada di Hokben. Banyak variasinya dan kami bebas memilih.

Saya memilih menu paket favourite dengan harga 46 ribu rupiah. Namanya paket pastilah lengkap. Ada nasi, chicken, soup...Wah melihat sajian Hokben tentu saja terbit rasa segera melahapnya. Meski berkonsep kuliner dari negeri matahari terbit, Hokben halal lho...Ragu? Don't Worry...


Hokben sudah memperoleh sertifikat halal dari Majelis Ulama Indonesia pada 2008. Jadi saya tidak kuatir lagi dan semakin mantap menikmati Hokben. Selain halal, menu Hokben disajikan fresh dan hangat. Yang pasti oke punya dah menu Hokben. Bahkan pada tahun 2012 Hokben memperoleh Sertifikat Sistem Jaminan Halal.


Di tahun yang sama Hokben juga punya gawe lagi. Apa itu? Yakni peluncuran Hocafe yang kini berjumlah 150 gerai di Pulau Jawa dan Bali. Hocafe menyajikan kopi ala-ala Hokben. Saya kebetulan belum menyicip kopi Hokben. Tapi menurut seorang teman bloger mengatakan dengan bangga,"Enak kopi Hokben saya sudah mencoba." Sambil memperlihatkan gelas kopi yang tak berisi lagi (hehe...)


Gambar Kaca Bercerita Penuh Makna

Bicara tentang menu Hokben memang asik seperti asiknya saat saya menikmati minuman teh hijau tawar. Hmm sepaket menu yang komplit. Siang itu matahari mulai meninggi. Saya membuang pandang ke arah jalan Soekarno Hatta yang ramai dari balik kaca gerai. Tak begitu terlihat jelas sih karena pandangan saya terhalang gambar seperti balok-balok tak beraturan. Dibilang batik bukan, disebut bunga juga bukan. Lantas apa yaa? Pemanis kaca agar yang tengah menikmati Hokben tak terlihat dari luar?

Ternyata menurut Ibu Irma, gambar yang di kaca menyerupai balok tertata dengan bulatan bukan sembarang gambar. Artinya? Saya jadi penasaran ingin berusaha mwmecah sandi-sandi itu. Rupanya Bu Irma tak ingin membuat kami penasaran lho. Buktinya dengan gamblang dan runut dijelaskan apa arti gambar tersebut. Bagi orang awam seperti saya pasti tak menyangka gambar itu penuh makna. Ada 5 lho ternyata artinya, so cekidot...


1. Parent and Kid
Artinya menu Hokben adalah makanan sehat untuk orang tua dan anak-anak.

2. Welcoming Hello
Semua pengunjung akan disambut ramah oleh karyawan

3. Friendship
Hokben bisa menjadi tempat berkumpulnya orang-orang seperti mahasiswa untuk mengerjakan tugas, ibu-ibu arisan dll

4. Respect
Hokben sangat perhatian kepada para pengunjung setianya.

5. Pride
Pihak Hokben merasa bangga karena bisa melayani pelanggan-pelanggannya.

Dalam banget ya ternyata makna gambar tersebut. Sepintas memang hanya sebuah gambar tak berarti. Nah kalau sudah tahu, besok atau lusa pas melipir ke Hokben bisa cek yaa gambar yang menghiasi kaca-kaca di Hokben.

Sebutan Sayang dari Pelanggan Setia

Orang Indonesia khususnya Malang biasanya suka menyingkat kata-kata. Contohnya murah meriah jadi murmer, jalan-jalan sore jadi je je es. Lalu apa hubungannya dengan Hoka Hoka Bento? Masih menurut Bu Irma, sebutan sayang Hokben menyingkat kata Hoka Hoka Bento pun awalnya dari pelanggan. Karena itu perusahaan mengapresiasi dengan baik pemberian nama sayang tersebut. Akhirnya Hoka Hoka Bento me-rebranding dengan berganti Hokben. "Hokben dirasa lebih fresh demi pelanggan setia kami," ucap Bu Irma optimis. Pembaruan itu pada tahun 2013 bersamaan dengan peremajaan logo dari Hoka Hoka Bento ke Hokben.

Hokben diusianya yang ke-33 tahun ini memiliki komitmen tinggi sebagai perusahaan yang memiliki misi yang positif. Diantaranya cinta pendidikan, share to love -- love to share juga berbagi dengan sesama. Bulan Juni 2018 Hokben pun mengadakan buka puasa bersama anak yatim dan kaum duafa sebanyak 3300 orang. Sebuah kegiatan yang sangat membantu orang-orang yang memang berhak dibantu.

Ikut senang saya mendengar penjelasan Bu Irma. Siang itu pertemuan saya, teman blogger bersama pihak Hokben berlangsung akrab dan kekeluargaan. Tanya jawabpun berlangsung santai dengan sesekali guyonan memecah suasana. Oya tentang merk produk menu Hokben lumayan banyak lho...Mau tahu? Ada 382 merk yang terdaftar a.n. PT Eka Boga Inti. Merk-merk tersebut merupakan kekayaan intelektual yang meliputi paten, merk, hak cipta dll. Dan merk-merk tersebut sudah terdaftar seperti Hoka Hoka Bento, Hoka Hoka, Ekkado, Tori no Teba dll. Dan yang paling maknyuz terbaru adalah Hot n Spicy Teriyaki."Jadi semua produk kami sudah terdaftar dan sah secara hukum," tegas Bu Irma. Katanya, bila ada pihak lain yang menjual dengan merk milik PT Eka Boga Inti ya bisa diproses.


Hokben Soehat Ter-gres Berfasilitas Lengkap

Info terkini tentang Hokben terbaru di Soehat saya dapatkan dari Bapak Agus Prasetyo Purnomo. Sebagai Store Manager dengan ramah memberikan info tentang gerai yang dipimpinnya. Fasilitas tersebut sangat memudahkan dan yang pasti menitikberatkan pada pelayanan yang sip kepada pelanggan Hokben. Fasilitas tersebut yakni:


* Jam operational 07.00 - 23.00
* Kapasitas 112 orang
* Ada ruang meeting, arisan dll
* Menyediakan delivery order via 1500 505 dan ojek online
* Mushola yang bersih
* Toilet
* Parkir yang luas
* Smooking Area
* WIFI

Hokben Soehat yang buka Juni 2018 lalu berusaha untuk yang terbaik buat pelanggannya. Jangan lupa yaa sempatkan mampir dan buktikan ada menu-menu yang menggoda selera. Hot n Spicy Teriyaki yang menggigit dan nampol rasanya. Untuk Hokben Soehat Malang bisa order by  telpon ke no (0341) 4379373 atau Deliveri order ke call center 1 500 505.

Buktikan...! Yukkk serbuuuuuu....!